
Untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban dibutuhkan khazanah khusus sebagai pusatnya.
Abdullah Taruna,
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr. Komarudin, M.Si, saat diwawancara secara tertulis tentang pandangannya terkait arah Universitas Negeri Jakarta ke depan. Wawancara via WhatsApp dilakukan beberapa jam setelah Komarudin terpilih menjadi Rektor UNJ Periode 2019-2023.
Menurut Komarudin, khazanah khusus itu dikenal oleh masyarakat sebagai universitas.
“Melalui universitas, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan berbagai keahlian disemai, ditransformasikan, dan dikembangkan untuk kemajuan peradaban manusia dan kemanusiaan,” ungkap Komarudin melalui pesan tertulis yang dikirim via WhatsApp.
Komarudin menambahkan, universitas hendaknya menjadi pusat inovasi dan trend bagi kemajuan suatu masyarakat, bangsa dan dunia. Dari kampuslah seyogyanya berbagai jawaban dan solusi atas berbagai problematika kehidupan bangsa dan manusia dihasilkan.
“Kampus atau universitas harus mampu menjadi solusi bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan kehidupan manusia di dunia, ” tulis Komarudin.

Lalu dalam cara pandang atas perguruan tinggi tersebut, bagaimana posisi seorang Rektor?
Wakil Rektor II UNJ yang kini terpilih menjadi Rektor ini mengatakan, bahwa Rektor harus memimpin itu.
“Pemimpin universitas harus memposisikan dirinya sebagai pemimpin peradaban, pemimpin masyarakat kampus yang penuh keadaban dengan berbagi inovasi dan solusi yang menyumbang secara berarti bagi kemajuan nilai, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan kemajuan masyarakat bangsa dan dunia,” jelas Komarudin.
Dalam cara pandang tersebut, lanjut Komarudin, universitas membutuhkan pemimpin yang memiliki kapasitas transformational leaderahip, educational leadership, collegial leadership, entrepreneurial leadership dengan strong leaderahip.
Dari sejumlah diskusi dengan Dr. Komarudin yang penulis ikuti, tersirat bahwa kualifikasi itu dimiliki Rektor yang mengawali karir mengajarnya sebagai guru SMEA pada sekitar tahun 1988-1989 ini.
Pemimpin perguruan tinggi dengan kualifikasi tersebut, lanjut Komarudin, perlu memiliki sejumlah orientasi.

“Orientasi yang dibangun dari permasalahan yang ada itu, pertama mewujudkan kebersamaan dan harmoni seluruh warga UNJ, baik civitas akademika maupun tendik,” kata Komarudin.
Di sini, lanjut Komarudin, kohesi sosial dan keguyuban perlu dibangun melalui penerapan kepemimpinan yang mendidik, mengajak, dan merangkul. “Atau yang sering saya katakan memimpin dengan hati. Tentu saja, disiplin dan dinamika tetap harus dikedepankan juga,” terang Komarudin.
Kedua, kata Komarudin, orientasi pada produktivitas, yaitu kerja, kinerja dan karya. “Di sini setiap insan UNJ harus berpikir bagaimana di setiap kerja dan kinerjanya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Bermanfaat bagi dirinya, institusi, masyarakat, bangsa dan kemaslahatan manusia, “kata Komarudin dalam pesan tertulisnya.
Ketiga, lanjut Komarudin, setiap kerja dan karya harus berorientasi pada mutu. “Bekerja yang bermutu, dan menghasilkan karya yang bermutu. Bermutu bukan hanya memberi manfaat, tetapi menambah kemanfaatan, meningkatkan nilai dan standar secara berkelanjutan. Di sini kreativitas, inovasi dan invensi menjadi dasar dan sekaligus target setiap warga UNJ, “jelas Komarudin dalam pesan tertulisnya.
Dalam konteks ini, lanjut Komarudin, maka kita harus memandang mahasiswa sebagai subyek yang potensial, pelopor perubahan, dan calon pemimpin masa depan sesuai kapasitasnya masing-masing. “Untuk itu mahasiswa harus difasilitasi agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal, memiliki kecerdasan, kompetensi, karakter, religiusitas, dan tanggung jawab sosial dan kemanusiaan,” kata Rektor UNJ yang terpilih untuk Periode 2019 -2023.

Mahasiswa, tambah Komarudin, juga harus diorong untuk memiliki peran sosial dan kemanusian di tengah-tengah kehiduoan yang terus berubah.
“Karenanya mahasiswa harus mampu menjadi agen perubahan sekecil apa pun dan dalam level apa pun. Jika peran itu terus dikembangkan secara cerdas dan berkarakter pada akhirnya mahasiswa akan mampu menjadi calon pemimpin masa depan yg cerdas dan bermartabat,” kata Komarudin dalam pesan tertulisnya.
Warek II UNJ Dr. Komarudin, M.Si., terpilih menjadi Rektor UNJ Periode 2019-2023 setelah meraih 61 suara yang merupakan gabungan suara anggota Senat UNJ dengan Kemenristekdikti, pada Kamis pagi, 19 September 2019 di Kampus A, UNJ. Dalam pemungutan suara itu, Prof. Dr. Paulina Pannen, M.Ls., meraih 23 suara, sedangkan Dr. Sofiah Hartati, M.Si., meraih 16 suara.